Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

Jual Beli dalam Syari'at Islam

Gambar
Tujuan menjual tentunya untuk laku. Bukan hanya laku, sebisa-bisanya dapat untung. Sedikit untung masih belum cukup, sebab sebagian orang ingin untung yang berlipat-lipat. Kecewa dan kesal akan dirasakan jika apa yang ditawarkan tidak kunjung terjual. Apalagi sudah habis-habisan beriklan. Besar-besaran promosi. Plus rayuan banyak discount dan hadiah.  Pasti membikin beban di hati! Lebih-lebih jika modal menjual didapat dengan cara berutang. Ah, semakin berat dijalani. Banyak cara dapat ditempuh untuk membuat dagangan laku terjual. Bila perlu laris manis. Banyak pelanggan setia.  Cara-cara untuk itu sudah tercerahkan dalam syari'at Islam. Semua cara bermuara pada satu ujung, yaitu kejujuran. Sebaliknya, ada cara-cara salah yang dipilih. Malah menabrak tatanan syari'at. Bukannya naik setelah terbalik, bukannya bangkit setelah terjepit, bukannya tegar walau sempat terlempar, justru semakin buruk dan terpuruk. Kenapa? Salah jalan.  Jangan sering-sering bersumpah. Jangan

Sabarnya Nabi صلى الله عليه وسلم Kepada Anak Muda

Gambar
Al Imam Al Bukhari rahimahullah meriwayatkan hadis Umar bin Khattab dengan nomor hadits 📚 : [ 3625 ] tentang seorang pemuda bernama Abdullah. Julukannya si Keledai. Ia sering mencandai Rasulullah ﷺ. Namun demikian, ia juga sering dihukum cambuk karena mengkonsumsi minuman keras.  Hari itu, Abdullah kembali dibawa menghadap Rasulullah ﷺ karena terbukti mengkonsumsi minuman keras. Nabi Muhammad ﷺ memerintahkan agar dia dicambuk.  Ada yang mengatakan, “Ya Allah, laknat saja dia! Betapa seringnya dia dibawa menghadap”. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, لَا تلعنوه فو الله مَا عَلِمْتُ أَنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ   “Jangan kalian melaknatnya! Demi Allah, yang saya tahu : Dia benar-benar mencintai Allah dan rasul- Nya“ Dalam riwayat kitab 📚 : [ Bukhari yang lain no. 6777 ], dari sahabat Abu Hurairah, ada yang berkomentar, “Semoga Allah menghinakan kamu!”. Nabi Muhammad ﷺ pun bersabda,  لاَ تَقُولُوا هَكَذَا، لاَ تُعِينُوا عَلَيْهِ الشَّيْطَان “Kalian jangan mengatakan begitu! Ja

Apa Bekalmu ?

Gambar
APA BEKALMU? Bekal perjalanan seseorang setelah kematian bukan dengan banyaknya harta yang dimiliki. Bukan pula dengan pangkat mentereng dan jabatan tinggi yang disandangnya.  Akan tetapi bekal perjalanan yang dipersiapkan salah satunya adalah, "SUDAH SEBERAPA BANYAK DIRIMU MEMBERI MANFAAT KEPADA ORANG LAIN?" Renungkan... Apakah hartamu yang menumpuk sudah kamu salurkan di tempat yang baik dan di tempat yang diajarkan islam? Apakah ilmumu yang baik dan bermanfaat sudah kamu sebarkan kepada orang lain ? Kalau belum ? Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”  📚 : [ HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. ] Dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ “Barang siapa yang memudahkan kesulitan seorang mu’min dari b