Sabarnya Nabi صلى الله عليه وسلم Kepada Anak Muda


Al Imam Al Bukhari rahimahullah meriwayatkan hadis Umar bin Khattab dengan nomor hadits 📚 : [ 3625 ] tentang seorang pemuda bernama Abdullah. Julukannya si Keledai. Ia sering mencandai Rasulullah ﷺ.

Namun demikian, ia juga sering dihukum cambuk karena mengkonsumsi minuman keras. 

Hari itu, Abdullah kembali dibawa menghadap Rasulullah ﷺ karena terbukti mengkonsumsi minuman keras. Nabi Muhammad ﷺ memerintahkan agar dia dicambuk. 

Ada yang mengatakan, “Ya Allah, laknat saja dia! Betapa seringnya dia dibawa menghadap”.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

لَا تلعنوه فو الله مَا عَلِمْتُ أَنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
 
“Jangan kalian melaknatnya! Demi Allah, yang saya tahu : Dia benar-benar mencintai Allah dan rasul- Nya“

Dalam riwayat kitab 📚 : [ Bukhari yang lain no. 6777 ], dari sahabat Abu Hurairah, ada yang berkomentar, “Semoga Allah menghinakan kamu!”.

Nabi Muhammad ﷺ pun bersabda, 

لاَ تَقُولُوا هَكَذَا، لاَ تُعِينُوا عَلَيْهِ الشَّيْطَان

“Kalian jangan mengatakan begitu! Jangan kalian membantu setan menjatuhkannya!”

Singkat saja, ada beberapa pelajaran penting dari kisah di atas :

1. Anak muda yang tersebut dalam hadis adalah sahabat Nabi. 

Ibnul Atsir dalam kitab 📚 : [ Usudul Ghabah no. 2902 ] menerangkan, “Abdullah. Dijuluki si Keledai. Senang bercanda. Sering mengajak Nabi Muhammad ﷺ bercanda. Sering memberi hadiah untuk Nabi“

2. Fokus kita adalah kesabaran Nabi Muhammad ﷺ dalam membersamai anak-anak muda. Bukan sebagai pembenar pebuatan maksiat yang dilakukan secara berulang.

3. Perbuatan dosa, sekalipun besar seperti mengkonsumsi minuman keras , pelakunya tetap diharapkan dapat berubah dan bertaubat.

4. Tidak boleh mendoakan kejelekan untuk pelaku dosa. Apalagi mendoakan agar dijauhkan dari rahmat Allah Ta’ala.

5. Bisa saja terjadi, seseorang mencintai Allah dan Rasulullah, lantas berbuat dosa.

6. Nabi Muhammad ﷺ senang bercanda dan berlapang dada jika dicandai.

7. Nabi Muhammad ﷺ sangat memperhatikan kaum muda.
Sabar yang sangat luar biasa dari Nabi Muhammad ﷺ dalam membersamai anak-anak muda.

Maka, hadis di atas adalah pegangan bagi setiap pihak yang sangat mengerti arti generasi muda. Mereka adalah asset berharga yang tidak tergantikan. Anak-anak muda adalah pelanjut perjuangan dakwah Islam. Jagalah mereka. Rawatlah mereka.

Di akhir zaman semacam saat ini, mau tidak mau harus diakui betapa beratnya anak-anak muda untuk menahan arus perkembangan tekhnologi. Banyak dari mereka telah menjadi korban. Mereka berubah menjadi budak tekhnologi, misalnya HP dengan berbagai aplikasi dan pilihan game nya. 

Maka, bersabarlah mendampingi dan membersamai mereka.

Jika Nabi Muhammad ﷺ bersabar menghadapi anak muda tersebut padahal telah berkali-kali melakukan dosa besar, yaitu minum-minuman keras, kenapa kita tidak mencontoh dan meneladani beliau untuk bersabar menghadapi anak-anak kita yang terpengaruh buruknya perkembangan tekhnologi?

Anak muda yang sedang melangkah di jalan yang salah, ibarat tanaman yang akan mati. Agar tanaman tetap hidup dan jangan sampai mati, maka perlu diperlakukan secara khusus. Tanahnya diganti, lokasinya dipindah, dijauhkan dari paparan matahari secara langsung, diperhatikan kebutuhan airnya, menggunting yang layu, membasmi hama dan serangga yang mengganggu, mungkin pupuknya yang bisa kurang atau justru berlebihan.

Anak muda pun demikian. Lingkungannya harus diperhatikan, jauhkan dari sumber negatif, putus dari teman yang buruk, pendekatan secara personal, dan perlakukan dengan penuh kasih sayang. Seperti sayangnya Nabi Muhammad kepada anak muda itu.

Jangan sampai anak-anak kita layu sebelum berkembang.

✍🏻 : Karawang, 8 Agustus 2023
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH