Mencari Aib dan Kesalahan Orang


Mencari Aib dan Kesalahan Orang 

Beberapa hari belakangan, di satu dua tiga akun membuat postingan yang jelas-jelas berusaha mencari-cari cela dan aib saudaranya (Tajassus). 

Ingatlah bahwa "Seburuk-buruk manusia adalah yang sibuk mengurusi kesalahan orang lain, ibarat seekor lalat yang hanya mencari-cari tempat yang kotor."

Dan ingatlah bahwasannya Tajassus/berprasangka buruk adalah dosa dan sedusta-dusta ucapan.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain." 

📚 : [QS. Al-Hujurat : 12]

Rasulullah ﷺ bersabda,

 إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

"Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." 

📚 : [ HR. Bukhari no. 6064 dan Muslim no. 2563 ]

Apa yang menjadi penyebabnya ?

Penyakit hasad dan kedengkian telah menyebabkan terhijabnya antara dirinya dengan Rabb-Nya.

Dia lupa dan abai dengan aib dan celanya sendiri hingga sibuk mencari cela dan aib saudaranya. 
 
Dia menempatkan kedudukannya terlalu tinggi hingga abai dan lupa sehingga tidak mampu melihat aib dan cela kesalahannya sendiri yang amat terlampau banyak. 

Dia memandang keadaan dirinya seolah lebih baik, namun kenyataannya kebaikannya tidak ada seberat sehelai sayap seekor nyamuk, sekalipun di sisi Rabbnya.

Seandainya mereka ada yang takjub dan kagum melihatnya, sebenarnya yang mereka kagumi adalah kehebatan kuasa Allah ﷻ dalam menutupi aib-aibnya. Bukan keadaan dirinya, yang penuh dengan noda dan cela.

Seandainya Allah membuka sedikit saja aibnya, jangankan berteman, mendekat dan melihatnya saja sudah mual dan muntah.

Na'udzubillah.

Semoga Allah membuka hati dan pikirannya, dan segera kembali bertaubat dengan menyesali perbuatannya.

Berbicaralah dengan pijakan ilmu yang mu'tabar, dan sadari kapasitas diri sehingga tidak bicara pada bidang yang tidak dikuasai.

Dan untuk kita semua, semoga Allah ﷻ menjauhkan dari perilaku ghibah, tajassus, hasad dan prasangka buruk, serta merasa diri paling baik dan paling benar.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِىْ سَتَرَعَلٰى عُيُوْبِىْ

Alhamdulillaahil ladzii satara ‘alaa ‘uyuubii 

"Segala puji bagi Allah yang telah menutupi aibku."

✍🏻 : Karawang, 17 Oktober 2023
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH