Musik dan Al-Qur'an


*pengingat : Mungkin ada yang berbeda keyakinan diantara kalian, namun saya tetap menghargai, silahkan ambil point positifnya saja jika tak sependapat.
-
Musik dianggap sebagai hiburan. Menenangkam dan menentramkan. Bahkan, musik dinilai sebagai bentuk terapi emosional, mental dan sosial.

Benarkah demikian ?

Hampir tidak ada yang bisa selamat dari musik di zaman ini. Tak dicari, ia datang menghampiri. Berusaha dihindari, malah mengiringi.

Kawan, mari kita bicara tentang sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم :

ليكوننّ من أمّتى أقوام يستحلون الحر والحرير والخمر والمعازف

"Sungguh, akan muncul sejumlah orang dari ummatku, yang menghalalkan zina, sutera, khamer san alat-alat musik"

📚 : [ H.R. Bukhari no. 5590, secara muallaq dan disambung oleh at-Thabrani dan al-Baihaqi ]

Jelas dan ringkasnya, musik dan al-Qur'an tak mungkin disatukan.

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitab 📚 : [ Bada'iu Tafsir 2/143 ] membedakan :

"Suara al-Qur'an akan menenangkan jiwa, menentramkan dan mendamaikan nya. Sementara suara musik akan membuat jiwa resah, gelisah dan cemas"

Imam adz-Dzahabi rahimahullah dalam kitabnya yang terkenal, yaitu 📚 : [ Syi'ar Alam an-Nubala 4/280-281 ] menceritakan masa lalu Zaa-dzan rahimahullah dan kisab taubatnya.

Sebagai anak muda yang senang dengan musik dan nyanyian, dia sering diminta menghibur teman-temannya. Suaranya bagus dan merdu. Ia pun pandai memainkan alat musik.

Sampai suatu hari, ada yang menegurnya, "Anak muda, andai suara merdumu itu digunakan untuk membaca al-Qur'an, dirimu adalah anak muda yang hebat"

Setelah orang itu berlalu, teman-temannya memberitahu bahwa orang itu adalah Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, seorang Sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم.

Kemudian, Zaa-dzan rahimahullah menyusul Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu untuk menyatakan taubat. Musik ditinggalkannya. Berikutnya, ia pun berthalabul 'ilmi hingga menjadi Ulama tabi'in.

Musik pun bisa memalingkan seseorang dari kebenaran.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab terkenalnya yaitu 📚 : [ Al-Bidayah wa an-Nihayah : 10/215 ] menceritakan sebagai seorang penyanyi terkenal.

Yaitu Ismail bin Jami', yang sebelumnya hafiz al-Qur'an.

Allahul musta'an.

Kawan, sadarilah bahwa musik dan al-Qur'an tak mungkin disatukan. Mustahil bergabung dalam satu hati seperti yang diungkapkan Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah di kitabnya 📚 : [ Ighatsatul Lahafan : 1/248 ].

Kawan, memang tak mudah untuk meninggalkan musik. Terkadang kaki terhentak otomatis. Nada mengalir dari bibir tanpa direncana.

Namun, niatkanlah, mohon kepada Allah agar membantumu, dan perbanyak membaca Al-Qur'an.

✍🏻 : Karawang, 13 Oktober 2023
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH