Riya Dalam Ibadah


Diantara syarat diterimanya masalah adalah bersih dari riya' dan sesuai dengan sunnah. Orang yang melakukan ibadah dengan maksud agar dilihat orang lain maka dia telah terjerumus pada perbuatan syirik kecil, dan amalnya menjadi sia-sia.

 Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :

إنّ المنافقين يخد هون الله وهو خدعهم وإذا قامو إلى الصلوٰة قاموا كسالى يرآ ءون النّاس ولا يذكرون اللّه إلّا قليلا

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan males. Mereka bermaksud riya' (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali"

📖 : [ QS. An-Nur ayat 142 ]

Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberi peringatan kepada mereka dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas رضي الله عنه,

من سمّع اللّه به ومن راءى راءى اللّه به

"Barangsiapa melakukan perbuatan sum'ah, niscaya Allah akan menyebarkan Aibnya"

📚 : [ HR. Muslim, jilid 4 halaman 2289 ]

Perbedaan Riya' dan Sum'ah

1. Riya' adalah perbuatan yang dilakukan dengan cara tertentu supaya dilihat orang lain dan dipuji nya. Misalnya, orang melakukan salat kalau memperindah sholatnya tatkala mengetahui ada orang yang melihat dan memperhatikan.

2. Sum'ah adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud agar didengar dan dipuji orang lain. Misalnya, seseorang membaca Al-Qur'an lalu memperindah suara ketika ada yang mendengar dan memperhatikan.

Apabila melakukan suatu ibadah tetapi ia melakukannya karena mengharap hujan manusia di samping ridho Allah, maka kenalan amalannya sia-sia. Berdasarkan Hadits Qudsi :

أنا أغنى الشر كاءِ عنالشّرك، من عمل عملا أشرك فيه معي غيري تركته وشركه

"Aku adalah sekutu yang Maha Cukup, sangat menolak perbuatan syirik. Barangsiapa melakukan suatu amal dengan dicampuri perbuatan syirik kepada-Ku, niscaya akan Aku tinggalkan dia dan (tidak aku terima) sama syiriknya"

📚 : [ HR. Muslim nomor 2985 ]

Barangsiapa melakukan suatu amal shaleh, tiba-tiba terbesit dalam hatinya perasaan riya', tetapi dia membenci perasaan tersebut, berusaha melawan dan menghilangkannya maka amalannya tetap sah. Berbeda halnya jika ia hanya diam ketika timbulnya perasaan riya' tersebut dan menikmatinya, nakal menurut sebagian besar ulama, amal yang dilakukannya menjadi batal dan sia-sia.

REFERENSI :

📓: Dosa Besar Yang Dianggap Biasa; Syaikh Shalih al-Munajjid حفظه اللّه; Cetakan Rabi'ul Awwal 1418H, halaman 24-26

✍🏻 : Karawang, 05 Oktober 2023
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH