Tantangan Lidah


Banyak orang berbicara ngawur, suka menyakiti orang lain, mengkritik orang lain dengan keras dan pedas tanpa perasaan, sementara dirinya tidak lebih baik dari orang yang dikritik.

Ada seorang alim yang berkata, 

"Barangsiapa mau membandingkan antara ucapan dan amalannya, niscaya akan ditemui bahwa ucapannya hanya sedikit manfaatnya dibandingkan amalan kebaikannya."

Dan kenyataannya bahwa manusia banyak berbicara tanpa terkendali, sehingga Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pun mengingatkan dalam hadits yang artinya, 

"Tidak ada yang membuat manusia terjungkir di neraka, melainkan dari hasil lidahnya." 

📚 : [ HR. Tirmidzi. ]

Seorang muslim yang baik senantiasa mengendalikan akalnya dengan baik, bisa membagi waktunya, dimana dia harus :

1. Bermunajat kepada Allah Azza wa Jalla.
2. Mengevaluasi dirinya.
3. Mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhannya seperti makan, minum.
4. Mencari bekal untuk Hari Akhir.
5. Memperbaiki kehidupannya.
6. Mencari kenikmatan pada hal-hal yang tidak diharamkan.
7. Menjaga lidahnya, agar berbicara kepada hal-hal yang penting baginya.

Di dalam kitab 📚 : [ Jami'ul ulum wal-hikam ] karya Ibnu Rajab Rahimahullah dikisahkan : 

"Ada seorang sahabat nabi shalallahu alaihi wa sallam yang sakit keras, namun wajahnya nampak berseri-seri. Beberapa sahabat yang menengok bertanya kepadanya, tentang penyebab wajahnya yang berseri-seri. 

Sahabat itu menjawab,

'Tidak ada amal perbuatan yang lebih kuat bagiku dari pada dua hal, yaitu, 'Aku tidak berbicara di dalam hal-hal yang tidak penting bagiku dan aku selalu ridha (senang) kepada kaum muslimin.'"

Berbicara baik dan bermanfaat bagi orang lain adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, yaitu muka yang berseri-seri walaupun dirinya dalam posisi sakit.

Adapun seseorang yang suka berbicara namun tidak manfaat bagi dirinya dan juga tidak bermanfaat bagi orang lain adalah bentuk PENGHINAAN ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA KEPADANYA.

Sebagaimana dalam al-Qur'an disebutkan: 

يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُّحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِن سُوٓءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُۥٓ أَمَدًۢا بَعِيدًا ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفْسَهُۥ ۗ وَٱللَّهُ رَءُوفٌۢ بِٱلْعِبَادِ

"Pada hari ketika tiap-tiap diri MENDAPATI SEGALA KEBAJIKAN DIHADAPKAN (DIMUKANYA), BEGITU (JUGA) KEJAHATAN YANG TELAH DIKERJAKANNYA, ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh..." 

📚 : [ QS. Ali Imran: 30. ]

Untuk itu upayakan semaksimal mungkin lidah kita dengan baik, agar tidak terjungkal dalam lembah kehinaan di dunia maupun di akhirat.

Satu nasihat terakhir,

Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,

"Maut telah diikat di ubun-ubun kalian dan dunia dilipat di belakang kalian. Aku tak melihat keyakinan yang tanpa keraguan, tetapi sangat mirip keraguan yang tiada mengandung keyakinan kecuali maut."

Sumber,

📚 : [ Ihya Ulum ad-Din, jilid 4, hlm. 454 ]

✍🏻 : Karawang, 20 Oktober 2023
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH