Cinta dan Benci, Kisah Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah


Seakan tidak ada habisnya jika berbicara tentang Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahu ta'ala.

Termasuk kisah cintanya.

Karena benar-benar sibuk dan fokus belajar, Imam Ahmad barulah menikah di usia 40 tahun.

Istri pertama beliau bernama Abbasah binti Al Fadhl. Dari beliau lahirlah anak pertama yang diberi nama Shaleh. Abbasah wafat semasa Imam Ahmad rahimahullah masih hidup.

"Selama 30 tahun ibunya Shaleh mendampingiku, tidak pernah saya bertengkar dengannya. Walau hanya satu kata", puji Imam Ahmad. 

Dikutip dari kitab 📚 : [ Tarikh Baghdad 14/438 ]

Setelah wafatnya, Imam Ahmad rahimahullah menikah lagi. 

Istri kedua beliau bernama Raihanah. Masih sepupu dari jalur ayah. Dari beliau lahirlah Abdullah, putra kedua Imam Ahmad.

Imam Al Marrudzi rahimahullah, dikutip dalam kitab 📚 : [ Siyar A'lam An-Nubala 11/332 ] menyebut riwayat lain yaitu Imam Ahmad yang sedang mengenang istri keduanya.

"Kami hidup bersama 20 tahun lamanya. Tidak pernah kami bertengkar walau satu kata"

Sangat inspiratif.

Nyatanya memang ada cinta yang sedalam itu. Berpuluh-puluh tahun hidup bersama tanpa bertengkar. Tidak ada cekcok. Rukun dan guyub.

Benteng cinta memang kokoh bila dibangun di atas pondasi takwa. Selama maksiat dijauhi, sepanjang dosa di hindari, cinta akan terbentang. 

Namun, benteng cinta pasti roboh. Hancur dengan sendirinya. Ambruk. Runtuh. Jika sudah ada dosa. Sebab, dosa lah yang menghapus cinta.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda dalam hadis Anas bin Malik :

ما توادَّ اثنانِ في اللهِ فيُفَرَّقُ بينهما إلَّا بذنْبٍ يُحْدِثُهُ أحدُهما

"Tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah, kemudian mereka berdua dipisahkan, melainkan disebabkan dosa yang diperbuat salah seorang dari mereka" 

📜 : [ HR Bukhari dalam Adabul Mufrad no.401 dan derajat hadist ini shahih ]

Dosa lah yang menyebabkan cinta berubah benci. Membuat rasa sayang menjadi hilang. Empati pergi berganti antipati. Dulu yang selalu ingin dekat, kini berjarak bagai timur dan barat.

Karena dosa juga, kata-kata tak lagi orang ingin mendengar. Tak mau bertemu muka, berusaha menghindar. Tak lagi ingin berbagi kabar. Mencari seribu alasan supaya tak duduk sebanjar.

Selagi ada dosa, cinta tak kan bisa dipaksakan. Bila telah tersekat, bagaimana cara untuk disatukan. Jika sudah berjurang, walau raga terlihat, tetap saja hati terpisahkan.

Semua itu karena dosa.

Kaum Salaf mengatakan, 

"Sungguh! Saat saya berbuat dosa. Saya bisa merasakan efek buruknya pada sikap istri dan kendaraan saya"

Astagfirullah.

Imam Al Munawi rahimahullah dalam kitab 📚 : [ Faidhul Qadiir 5/437 ] saat menerangkan hadis Anas di atas, menukil ucapan Musa Al Kazhim, 

"Jika ada perubahan sikap dari sahabatmu terhadap dirimu, maka sadarilah bahwa hal itu terjadi dosa yang engkau perbuat. Untuk itu, bertaubatlah dari semua dosa supaya cintanya untukmu tetap ada"

Al Muzani, masih nukilan Imam Al Munawi rahimahullah, mengatakan, 

"Apabila engkau merasa ada sikap kaku dari saudara-saudaramu, maka segeralah bertaubat kepada Allah. Sebab, hal itu terjadi karena engkau sudah berbuat dosa"

Imam Ahmad memang luar biasa.

Dua kali beliau menikah. Selama berumahtangga tidak pernah bertengkar. Sebab, beliau bersikap tawadhu. Tidak merasa lebih hebat.

Bukan hanya dalam lingkup rumahtangga. Imam Ahmad bergaul bersama teman-temannya pun bersikap tawadhu. Tidak merasa diri lebih baik atau lebih hebat.

Yahya bin Ma'in, sahabat karib Imam Ahmad, berbagi cerita, 

"Tidak pernah saya bertemu orang baik seperti Ahmad bin Hanbal. Kami bersahabat selama 50 tahun. Satu kali pun, ia tak pernah menyombongkan diri di hadapan kami. Padahal ia banyak kebaikan dan kesalehan" 

Dikutip dari kitab 📚 : [ Al Hilyah 9/181 ]

Demikianlah, refleksi kehidupan dari Imam Ahmad. Harus dijadikan renungan. Untuk kita semua.

Bahwa; benteng cinta akan selalu terbentang, asalkan dosa ditinggalkan. Karena, dosa lah yang merobek-robek cinta. Dosa juga yang memutus jalinan sayang. 

Sombong dan tidak menghargai termasuk dosa yang akan meruntuhkan benteng cinta. Jika sombong dan merasa lebih hebat masih dipelihara, bagaimana cinta akan terjaga? 

Sebab, cinta tak dapat dipaksakan.

✍🏻 : Karawang, 23 November 2023
🏷️ Saluran WhatsApp : Klik Disini
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH