The Light of Eyes; Sirah Nabawiyyah


Judul di atas adalah judul kitab Nurul 'Uyuun versi terjemah bahasa Inggris. Sudah diterbitkan.

Asy Syaikh Ahmad Az Zahrani yang menjelaskan secara ringkas tentang kitab Nurul 'Uyuun.

Ketika berbicara tentang Siroh Nabi, beberapa nama kitab yang ringkas, beliau rekomendasikan, seperti : 

1. Asy Syamail Muhammadiyah karya At Tirmidzi, 

2. Al Fushul karya Ibnu Katsir, 

3. Mukhtasar Siroh karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan

4. Nurul 'Uyuun karya Ibnu Sayyidin Naas.

Kitab terakhir yang disebut oleh Syaikh Az Zahrani dibacakan. 

Beliau meminta kitab tersebut kepada salah satu muridnya.

Secara acak beliau buka, dan halaman 68 sampai 70 beliau bacakan untuk kami disertai keterangan ringkas.

Maa syaa Allah,

Apa yang beliau bacakan sangat mengena di hati, yaitu ;

"Canda tawanya Rasulullah ﷺ. Dahulu Rasulullah ﷺ senang bercanda, namun beliau tidak berkata kecuali kebenaran"

Kemudian Asy Syaikh Az Zahrani membacakan tiga riwayat di dalam kitab tersebut :

1. Pertama,

Seorang wanita yang datang menemui Rasulullah ﷺ meminta diberi tumpangan kendaraan. 

"Aku akan memberikan anak unta sebagai tumpangan untukmu", kata Nabi ﷺ.

Wanita itu menjawab, "Mana mungkin anak unta kuat membawaku ?".

Nabi Muhammad ﷺ mengulangi bahwa akan diberi anak unta. Wanita itu masih sama responnya.

Orang-orang lalu menjelaskan, 

"Bukankah setiap unta dewasa, anaknya unta juga? "

2. Kedua,

 Seorang wanita datang menemui Rasulullah ﷺ menyampaikan suaminya sedang sakit dan ingin bertemu.

"Bukankah suamimu, di kedua matanya ada putih-putihnya?", kata Nabi ﷺ.

Wanita itu segera pulang dan membuka kedua mata suaminya untuk memeriksa.

Suaminya bertanya, "Ada apa denganmu ?". 

Istrinya menyampaikan ucapan Nabi ﷺ.

Kata suaminya, 

"Kenapa sampai kamu tidak bisa berpikir?! Bukankah setiap orang, di matanya ada warna putih-putih?"

3. Ketiga, 

Seorang wanita tua yang datang menemui Rasulullah ﷺ memohon didoakan masuk surga.

"Wahai Ummu Fulan, tidak ada nenek-nenek masuk surga", kata Nabi ﷺ.

Wanita tua itu lantas pergi sambil menangis.

Rasulullah ﷺ lalu bersabda, "Kabarkan kepadanya bahwa ia tidak masuk surga dalam keadaan nenek-nenek"

Kemudian Beliau membaca surat Al Waqi'ah ayat 35-38, yakni :

إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً

فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا

عُرُبًا أَتْرَابًا

لِأَصْحَابِ الْيَمِينِ

Artinya : 

"Kami menciptakan mereka secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya, untuk golongan kanan,"


Asy Syaikh Az Zahrani membacakan kalimat penutup Ibnu Sayyidin Naas, 

"Mahasuci Allah, dzat yang telah memberi kekhususan untuk Nabi Muhammad ﷺ berupa akhlak yang mulia"

Nurul 'Uyuun fii Talkhiis Sirotil Aminil Ma'mun adalah judul lengkap kitab ini. 

Versi terjemah Inggrisnya : The Light of the Eyes, A Concise Biography of The Trustworthy and Reliable Prophet.

Indonesianya : Cahaya Mata, Sebuah Ringkasan Mengenai Siroh Nabi Yang Jujur Lagi Terpercaya.

Penulis buku ini adalah Ibnu Sayyidin Naas.

Ibnu Sayyidin Naas tidak hanya satu orang. 

Ibnu Sayyidin Naas diartikan : anak cucu keturunan Sayyidin Naas bin Abil Walid.

Ibnu Sayyidin Naas penyusun kitab Nurul 'Uyuun adalah cucu Sayyidin Naas generasi ke- 12. 

Maka, bisa dibayangkan berapa banyak yang disebut Ibnu Sayyidin Naas.

Keluarga Sayyidin Naas memang dikenal sebagai keluarga terdidik dan terpelajar dalam ilmu syar'i. Namun, ada 2 nama yang sangat menonjol :

1. Abu Bakar Ibnu Sayyidin Naas, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al Ya'muri. Beliau wafat tahun 659 H. 

Beliau seorang ahli hadis terpercaya dan sangat dihormati.

2. Abul Fath Ibnu Sayyidin Naas, Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al Ya'muri. Beliau wafat tahun 734 H.

Beliau lah yang menyusun kitab Nurul 'Uyuun.

Jika disebut Ibnu Sayyidin Naas, tanpa ada keterangan pendukung, maka yang dimaksud adalah beliau.

Keluarga Sayyidin Naas berasal dari negeri Syam yang bermigrasi ke Sevilla, daratan Iberia. Setelah turun temurun di sana, dikarenakan situasi keamanan dan politik, keluarga Sayyidin Naas pindah ke Mesir.

Ibnu Sayyidin Naas lahir di Mesir. Karena, pada generasi ayah nya lah mereka meninggalkan Sevilla.

Ibnu Sayyidin Naas dari kecil telah dididik ayahnya dengan ilmu-ilmu agama. Ayahnya penerus sistem pendidikan Kamiliyyah setelah Al Imam Ibnu Daqiqil Ied. Kakeknya diberi julukan Khatiib Tunis ( orator negeri Tunisia ) dan 'Aalimul Maghrib ( ulama negeri-negeri Afrika Utara ).

Semangat thalabul ilmi telah membawa Ibnu Sayyidin Naas untuk menghadiri majlis-majlis ulama di Mesir sejak usia dini.

Setelah remaja, Ibnu Sayyidin Naas menjalani rihlah ( perjalanan jauh ) hingga ke Syam, Irak, Andalusia, dan Hijaz. 

Menurut Imam Adz Dzahabi rahimahullah, salah satu muridnya, Ibnu Sayyidin Naas berguru kepada 1.000 ulama, seperti; 

Al Qasthalani, Ibnu Daqiqil Ied, Ibnu Juma'ah, Ibnul Imaad, Ibnu Asakir, dan lainnya.

Ibnu Sayyidin Naas terhitung ulama yang produktif menulis. Karya beliau yang paling monumental adalah

📚 : [ Uyuun Al Atsar fi Funuunil Maghazi was Syamail was Siyar ] 

Kitab ini membahas tentang sejarah dan siroh Nabi Muhammad ﷺ. 

Dikarenakan kitab Uyuun Al Atsar terbilang besar dan berjilid-jilid, maka Ibnu Sayyidin Naas memandang perlu untuk dibuatkan versi ringkasnya. 

Maka, disusunlah kitab Nurul 'Uyuun (The Light of The Eyes) sebagai versi ringkasan.

Kitab Nurul 'Uyuun sangat direkomendasi untuk dikaji. Secara sistematis dan berurut berdasarkan masa ke masa, Nurul 'Uyuun membahas nasab Nabi Muhammad, kelahiran, pertumbuhan, sampai masa kenabian.

Nurul 'Uyuun juga berbicara tentang peperangan yang terjadi di zaman Nabi, haji, dan akhlak keseharian beliau. 

Bahkan, keluarga dan orang-orang dekat Nabi Muhammad ﷺ juga diterangkan.

Selain itu, Ibnu Sayyidin Naas menjelaskan mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad ﷺ.

Sebab, pernyataan cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ haruslah dibuktikan secara nyata. 

Bagaimana bisa dikatakan mencinta, jika tidak mengenal beliau ﷺ?

Semoga kitab Nurul 'Uyuun dapat kita kaji, selain kitab-kitab siroh lainnya.

✍🏻 : Karawang, 19 November 2023
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Dikutip dari Buku,

📚 : Anak Muda dan Salaf, edisi 2, halaman 1002, cetakan 2023.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH