Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?


Dunia yang didapat hanya lelah, akhirat yang kekal ia tinggalkan.

Bekerja hanyalah alasan yang dibuat-buat. Itu sebatas mencari pembenaran. Sebab, jika benar-benar ingin bekerja, bekerja yang benar, tentu ia tidak akan berhenti thalabul ilmi.

Banyak remaja berpikir bahwa bekerja menjadi arah pelarian yang paling tepat. Dikira, beralih dari thalabul ilmi untuk bekerja, selesai masalah.

Sayang, ia belum sadar bahwa orang-orang yang bekerja selalu dihadapkan dengan masalah. Dan thalabul ilmi adalah solusinya.

Maka, kenapa ia terjun di sumber masalah, sementara solusi terbaik ditinggalkannya?

Hanya ada 2 pilihan dalam dunia kerja. Mengatur atau diatur. Disuruh atau menyuruh. Melaksanakan atau yang memerintah. Ringkasnya; menjadi pemilik usaha atau hanya pekerja.

Apapun pilihannya, jika tidak memiliki karakter kerja pastilah gagal. Rugi. Sia-sia dan capek belaka.

Semua orang yang sukses di dunia kerja, apapun posisi dan statusnya, jika ditanya tentang tips dan kunci sukses, pasti jawabannya tidak akan lepas dari; bekerja keras, jujur, fokus, tidak mudah menyerah, dan selalu belajar dari kegagalan.

Bahkan, ada tambahan kunci sukses yang justru menjadi penentu, yaitu bekerja dikonversi sebagai ibadah sebagai sarana mendekatkan diri kepada AllahTa'ala. Bukan semata-mata aktivitas duniawi.

Mengenai etos kerja dan spirit tak kenal lelah, Nabi Muhammad ﷺ memberi semangat:

لأَنْ يحتطب أحدكم على ظهره، خير من أن يسأل أحدًا فيعطيه أو يمنعه

"Sungguh, pasti lebih baik kalian mencari kayu bakar lalu menjualnya dengan dipikul di punggung, daripada meminta-minta belas kasih orang. Mau dikasih ataukah tidak, sama saja"

📚 : [ HR Bukhari 2374 Muslim 1042 dari sahabat Abu Hurairah ] 

Mau bekerja, silahkan! Bahkan, ada saat ketika bekerja adalah suatu kewajiban yang akan berdosa jika ditinggalkan.

Namun, engkau bentuk dirimu agar berkarakter sebagai pekerja keras, rajin bukan pemalas, menciptakan lapangan kerja bukan mengemis-ngemis kerja.

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu mengatakan, 

"Sungguh, aku sangat benci seseorang yang nganggur. Mau urusan dunia, ataupun urusan akhiratnya"

Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berpendapat tentang seseorang yang tidak memiliki aktivitas bekerja, 

"Tidak ada harganya di mataku"

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengingatkan, 

"Kaum pemalas adalah orang yang paling susah, sedih, dan pusing. Tidak ada bahagia dan gembiranya sama sekali. Berbeda dengan orang yang rajin dan semangat dalam berkegiatan, apapun kegiatannya. Orang yang semangat, mereka sangat mengetahui tentang hasil akhir yang indah dan manisnya rasa ketika berhasil" 

Semua kutipan diatas, diambil dari kitab,

📚 : [ Raudhatul Muhibbin halaman 250 ]

Belajarlah baik-baik. Kuatkan pondasi karaktermu. Jadilah pribadi yang rajin, pantang menyerah, disiplin waktu, jujur dan amanah. 

Jadilah pribadi yang tawakal kepada Allah, gemar beribadah, selalu berdoa, senang bersedekah dan banyak beristighfar.

Tentang rejeki, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jangan takut.

Allah سبحا نه وتعالى berfirman :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

"Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya" 

📖 : [ QS Hud : 6 ]

Iya, semua sudah dijamin rejekinya oleh Allah Ta'ala. Tidak akan ada yang meleset sekecil apapun. Jika engkau ingin rejeki berlimpah dan berkah, jangan jauh-jauh dari Allah. Mendekatlah kepada Allah dengan thalabul ilmi!

✍🏻 : Karawang, 24 Januari 2024
🏷️ Saluran WhatsApp : Klik Disini
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

MANHAJ KOKOH