Ulama Yang Buta


Memperdalam dan mengembangkan kemampuan baca al Quran, tentu tidak bisa lepas dari nama al Imam Asy Syathibi Rahimahullah. 

Imam Adz Dzahabi rahimahullah, dalam kitab yang terkenal yaitu, 📚 : [ Siyar A'lam Nubala 15/401] menyebut beliau sebagai ;

الشَّيْخُ الإِمَامُ، العَالِمُ العَامِلُ، القُدْوَةُ، سَيِّدُ القُرَّاءِ،

“Asy Syaikh, Al Imam, orang berilmu dan mengamalkan ilmunya, teladan dan panutan ulama-ulama ahli qira'ah”

Bernama lengkap Abu Muhammad, juga  Abul Qasim, al Qasim bin Firruh bin Khalaf, beliau dikenal sebagai penggubah matan Syathibiyyah dan Raaiyyah.Beliau berasal dari Andalus ( saat ini Spanyol ).

Tepatnya di sebuah negeri kecil bernama Xativa, Valencia. Lahir pada tahun 538 H.

Perjalanan thalabul ilmi telah membawa beliau berkeliling ke penjuru dunia.Bahkan lautan diseberangi untuk menunaikan ibadah haji sekaligus thalabul ilmi.

Sekian lama belajar, beliau memilih Mesir sebagai tempat menetap.Di sana beliau menyebarkan berbagai macam disiplin ilmu agama, terutama al Quran, qira'ah, nahwu, fiqih, dan hadits.

Terlepas dari perdebatan, apakah beliau buta sejak lahir atau di masa tuanya, biografi-biografi yang ada menyebut beliau sebagai —Adh Dhariir (orang buta)—, termasuk Imam Adz Dzahabi rahimahullah.

Menantu Imam Asy Syatihibi rahimahullah rupanya juga buta.

Ali bin Syuja' al Hasyimi adalah murid senior dan terpercaya asy Syathibi yang kemudian dinikahkan dengan putrinya. Ali bin Syuja' pun seorang ulama ahli qira'ah, dan ahli hadits.

Mertua dan menantu sama-sama buta, sama-sama ulama besar dan sama-sama menjadi rujukan ahli qira'ah.

Al Imam Ibnu Qutaibah dalam kitab 📚 : [ Al Ma'arif 1/589 ] menyebutkan satu keunikan, yaitu kakek, anak dan cucu, sama-sama mengalami kebutaan.

Mereka adalah sahabat Ibnu Abbas, ayahnya Abbas bin Abdul Muthalib dan kakeknya Abdul Muthalib.

Sebenarnya, tokoh-tokoh Islam dari kalangan ulama, pemimpin dan cerdik pandai yang buta sangat banyak. 

Ash Shafadi ( wafat tahun 764H ) dalam Kitab 📚 : [ An Nakt ], menyebut 267 tokoh-tokoh Islam yang buta. Mulai dari para sahabat Nabi, tabi'in, tabiut tabi'in dan generasi setelah mereka.

Ash Shafadi bercerita tentang beberapa referensi yang menyinggung biografi-biografi ulama yang buta. 

Di antaranya Ibnu Qutaibah dalam al Ma'arif, Ibnu Baanah, Ibnul Jauzi rahimahullah dan al Khatib al Baghdadi.

Hal ini membuktikan bahwa orang buta berkesempatan yang sama untuk meraih derajat yang tinggi dalam thalabul ilmi, dalam ibadah, dan dalam memperjuangkan agama Islam.

Al Imam Ali al Qari mengumpulkan hadits-hadits Nabi yang menjelaskan pahala serta derajat tinggi bagi orang buta yang sabar dan ridha dengan ketetapan Allah.

Karya itu lalu diberi judul 📚 : [ Tasliyatul A'maa 'an Baliyyatil 'Amaa - Motivasi Untuk Orang-Orang Buta ]
 
Di antaranya ; Hadist dari Anas bin Malik riwayat Kitab 📚 : Bukhari [ 5653 ] :

إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِى بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ

"Apabila Aku uji hamba-Ku dengan kedua mata nya, lalu ia bersabar, niscaya Aku ganti kedua mata nya dengan surga"

Jarak orang buta dengan surga sangatlah dekat.Tidak begitu jauh.

Asalkan ia bersabar. Ia terima dengan lapang dada. Ia ridha sepenuh hati. Ia yakin bahwa Allah maha adil. Ia percaya hal itu terbaik untuknya.

Asalkan ia tidak mengeluh. Ia tidak kecil hati. Ia tidak pesimis. Ia tidak jengkel atau kesal. Ia tidak merasa dizalimi.

Bukankah janji Allah adalah benar ? Allah menjamin gantinya dengan surga.

Jika sebaliknya sikap yang dipilih, tentu ia akan merugi.

✍🏻 : Karawang, 01 Januari 2024
🏷️ Saluran WhatsApp : Klik Disini
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH