Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Belajar Bertaubat dari Abu Lubabah

Semoga Kisah ini Menginspirasi Kita Bahwa; Sahabat yang dijamin masuk Surga pun tetap Taubat, bagaimana dengan kita Manusia Biasa yang berlumuran Dosa ? Abu Lubabah adalah kunyah. Nama beliau Basyir bin Abdul Mundzir. Sahabat Anshar dari suku Aus, dari perkampungan Amr bin Auf. Ada 2 riwayat: 1. Abu Lubabah ikut perang Badar. Sesuai riwayat yang menyebutkan beliau dan Ali bin Abi Thalib bergantian menunggangi unta dengan Rasulullah ﷺ ketika menuju Badar. 2. Abu Lubabah tidak mengikuti perang Badar. Beliau ditunjuk untuk bertanggungjawab atas kota Madinah saat Rasulullah ﷺ ke Badar. Bagaimana ? Tidak kontradiksi. Keduanya benar.  Ceritanya; Abu Lubabah sejak awal ikut rombongan yang berangkat ke Badar. Bergantian dengan Ali bin Abu Thalib menunggangi unta bersama Rasulullah ﷺ. Tiba di Rauha, sekira 80 km dari Madinah, Rasulullah ﷺ meminta Abu Lubabah kembali ke kota Madinah agar bersama Ibnu Ummi Maktum (yang sudah ditunjuk sebelumnya), untuk bertanggungjawab atas kota Madinah. Walau

Kepemimpinan dalam Syariat Islam

Gambar
Ada kalimat yang disabdakan Nabi Muhammad ﷺ begitu berkesan. Beliau sabdakan dalam perjalanan dari kota Madinah menuju Badar. Jumlah personil ketika itu 313 orang dengan 70 ekor unta. Maka, setiap ekor unta ditunggangi secara bergantian oleh 3 atau 4 personil. Tak terkecuali Nabi Muhammad ﷺ. Beliau bergantian dengan Ali bin Abi Thalib dan Abu Lubabah. Jika tiba giliran Nabi Muhammad ﷺ yang berjalan kaki, Ali maupun Abu Lubabah menawarkan, "Biarlah kami saja yang berjalan kaki". Di sana lah Nabi Muhammad ﷺ bersabda : ما أنتما بأقْوَى منِّي، ولا أنا بأغْنَى عن الأَجرِ منكما "Kalian berdua belum tentu lebih kuat daripada saya. Dan dibandingkan kalian berdua, bukannya saya tidak lebih memerlukan pahala"  📚 : [ HR An Nasa'i 8807 dan Ahmad 3901 ] Artinya, Nabi Muhammad ﷺ kuat untuk berjalan kaki, bahkan lebih kuat dibandingkan beliau berdua. Pun terkait pahala, Nabi Muhammad ﷺ mencontohkan tentang semangat mencari pahala. Kalau seorang Rasul saja berseman

Pasangan; Cinta.

Gambar
Cinta, cerita tentangnya seolah tidak ada habisnya. Seperti; mencintai adalah suatu bentuk rezeki. Sebab, rezeki bukan hanya berwujud uang atau barang. Bukan terbatas pada sehat, ilmu, atau rasa aman.  Bisa mencintai seseorang juga rezeki. Sebab, tidak semua orang bisa mencintai.  Rasulullah ﷺ bersabda mengenang istri terkasih, Khadijah : إِنِّي قَدْ رُزِقْتُ حُبَّهَا "Sungguh! Aku benar-benar diberi rezeki untuk mencintainya"  📖 : [ H.R Muslim no. 2435 ] Ada yang bertahun-tahun menikah. Namun, hanya sekadar tinggal bersama. Bukan hidup bersama. Tentu berbeda, antara sekadar tinggal bersama dengan yang mampu hidup bersama. Ada yang sudah menikah, bahkan berjalan lama, namun sulit untuk mencintai pasangannya. Entah kenapa ? Yang jelas, belum datang rezekinya.  Walau tidak bisa mencintai bukanlah alasan untuk berpisah. Sebab, masih banyak alasan untuk mempertahankan rumah tangga. Nabi Muhammad ﷺ demikian mengajarkan untuk kita. Tetap mengingat dan berbuat untuk ses