Maaf, Untuk Apa ?


Walau memaafkan seseorang tak semudah yang diucapkan, namun sebagai Muslim berusaha agar memaafkan karena melihat keutamaan daripada mudharatnya. Tidak menutup kemungkinan ada rasa kecewa karena hal tersebut sangat Manusiawi dan wajar.

Dihina ataupun direndahkan orang lain memang sangat menyakitkan hati. Orang yang dihinapun seakan ingin membalas rasa sakit itu dengan meluapkan semua kekesalannya, agar terbalas semua rasa sakit itu.

Namun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan wasiat kepada kita semua,

 وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ

“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya (untuk membalas hinaannya...pen)." 

📚 : [ HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722 ]

Menghina orang lain memang termasuk sikap yang tidak baik, bahkan sikap itu termasuk merendahkan orang lain dan masuk dalam kategori sombong. 

Sedangkan sombong mendapat ancaman yang berat. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, 

"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam kalbunya terdapat rasa takabur (sombong) walaupun hanya seberat biji sawi...". 

📚 : [ HR Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi ]

Ketahuilah bahwasanya orang yang dihina namun ia mampu untuk menahan marahnya bahkan memaafkannya maka orang itu memiliki akhlak dari akhlak kenabian yang mulia.

Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin membuatnya mulia.” 

📚 : [ HR. Muslim, no. 2588 ]

Akhlak nabi yang pemaaf dikisahkan dalam hadits Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, beliau berkata, 

“Seakan-akan aku pernah melihat Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seorang nabi dari kalangan para nabi Bani Israil yang dipukul oleh kaumnya sampai berdarah, lantas dirinya mengusap darah tersebut dari wajahnya sambil berkata:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَايَعْلَمُونَ» [أخرجه البخاري و مسلم]

“Ya Allah ampunilah kaumku sesungguhnya mereka tidak mengetahui”. 

📚 : [ HR Bukhari no: 3477. Muslim no: 1792. ]

Beliau disakiti, dipukuli namun justru mendoakan kepada kaum yang memukulinya agar mereka menjadi umat yang bertauhid. Doa beliapun dikabulkan kaum Tha'if yang memukulinya pun banyak memeluk islam setelah doa beliau.

Allah Tabaraka wa Ta’ala:

قال الله تعالى: خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ 

“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. 

📚 : [al-A’raaf : 199].

Keutamaan menahan marah akan dimasukan ke dalam syurganya Allah Ta'ala. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Mu’adz bin Anas, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا – وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ – دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ

“Siapa yang dapat menahan marahnya padahal ia mampu untuk meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari kiamat sehingga orang itu memilih bidadari cantik sesuka hatinya.” 

📚 : [ HR. Abu Daud no. 4777 dan Ibnu Majah no. 4186. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan ]

Dan,

Marilah kita menjadi orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain agar mudah melenggang masuk ke syurganya Allah Ta'ala,

Aamiin.

✍🏻 : Karawang, 23 April 2024
🏷️ Saluran WhatsApp : Klik Disini
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH