Asa dan Rasa dalam Ibadah


Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

"Barangsiapa yang hilang rasa senangnya terhadap Allah di kala bersama manusia namun mendapatkannya di saat menyendiri. Maka dia adalah orang yang jujur tapi lemah.

Dan barangsiapa yang mendapatkan kesenangannya terhadap Allah di saat bersama manusia namun kesenangannya itu hilang tatkala ia sendiri. Maka dia adalah orang yang bermasalah.

Dan barangsiapa yang kesenangannya terhadap Allah hilang baik tatkala bersama manusia atau tatkala sendiri. Maka dia ibarat mayat yang tidak berguna.

Dan barangsiapa yang mendapatkan kesenangannya terhadap Allah baik tatkala sendiri atau ketika bersama manusia. Maka dia adalah orang yang mencintai Allah, jujur dan kuat dalam segala keadaan."

Faidah yang sangat bermanfaat, teringat juga nasihat dari Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah :

‏لا تحقر أخاك المسلم، حتى لو لم يفهم مسألة بسيطة فلا تحتقره، فلعل الله يفتح عليه ويتعلم من العلم ما يكون به أعلم منك.

"Jangan merendahkan saudaramu muslim, walaupun dia tidak memahami sebuah masalah yang sederhana. Janganlah engkau rendahkan dia. Bisa saja Allah membukakan pintu ilmu untuknya, dan dia menuntut ilmu yang dengannya dia menjadi lebih berilmu dibandingkan dirimu" 

Jangan putus asa ya buat thullab, atau dakwahi temenmu itu, temeni aja,

فأنت إذا نويت طلب العلم امتثال لأمر الله، صارت كل حركة تتحركها في هذا المجال عبادة. 

"Maka jika engkau berniat dalam menuntut ilmu dalam rangka melaksanakan perintah Allah maka jadilah seluruh gerakan yang engkau lakukan dalam kesempatan ini menjadi bernilai ibadah."

✍🏻 : [ Tafsir Surat Al-Ghafir ayat 10 ]

📚 : [ al-Fawaid karya Imam Ibnul Qayyim dan Syarah 'Arbain An-Nawawi nomor 421, cet. DH, 2011 ]
✍🏻 : Karawang, 01 Juni 2024
🏷️ Saluran WhatsApp : Klik Disini
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH