Benar Benar Berhaji

Rata-rata masa tunggu berangkat haji reguler untuk orang Indonesia adalah 30 tahun. Artinya, tahun ini mendaftar dan memperoleh porsi haji resmi, maka 30 tahun berikutnya direncanakan berangkat.

Bahkan, setiap waktu ada pergerakan masa tunggu haji, sehingga menjadi lebih lama. Kabupaten Bantaeng di Sulawesi Selatan menjadi daerah dengan masa tunggu paling lama, yaitu 47 tahun.

Artikel ini lebih ditujukan kepada jamaah haji Indonesia yang dimudahkan berangkat tahun ini.

Pertama,
Nabi Muhammad ﷺ berhaji setelah hijrah hanya satu kali saja. 

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab 📚 : [ Zaadul Ma'ad ] menulis, 

"Tidak ada khilaf (perbedaan pendapat) sama sekali, bahwa Beliau tidaklah berhaji setelah hijrah kecuali satu kali saja, yaitu haji Wada"

Apa artinya ? Tatacara dalam melaksanakan prosesi ibadah haji hanya satu macam, tidak variatif seperti banyak ibadah lain. 

Maka, apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ ketika berhaji saat itu, lakukanlah. Jika tidak dilakukan Beliau, apa alasannya untuk melakukan?

Kedua,
Perintah Nabi Muhammad ﷺ saat berhaji. Beliau bersabda :

خُذوا عَنِّى مَناسِكَكُم ، لَعَلِّى لا أراكُم بَعدَ عامِى هذا

"Ambillah tatacara manasik haji kalian dariku! Barangkali tahun depan aku tidak lagi bertemu kalian" 

📚 : [ HR Muslim 1297, An Nasa'i 3062, dan Al Baihaqi dalam Al Kubra 10/102. Lafal di atas adalah lafal Al Baihaqi. ]

Maksudnya apa ? Nabi Muhammad ﷺ yang menyampaikan wahyu dari Allah tentang perintah berhaji, dan Beliau juga yang mengajarkan secara langsung bagaimana berhaji secara benar.

Oleh sebab itu, tidak usah membuat cara sendiri, tidak ada alasan untuk membikin urut-urutan sendiri , dan jangan sampai berpikir tentang tatacara selain tatacara yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad ﷺ.

Ketiga,
Berhaji di zaman ini terbilang kesempatan langka. Sudah masa tunggu yang lama, biaya yang besar, dan belum tentu bisa berhaji untuk yang kedua kali.

Jadi, maksimalkan kesempatan berhaji dengan sebaik-baiknya. Maksimalkan apanya? Maksimalkan untuk benar-benar sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad ﷺ.

Faktanya, banyak hal dilakukan sebagian jamaah haji yang tidak sesuai tuntunan Nabi Muhammad ﷺ.

Contohnya ?

Sibuk berselfie dan posting kegiatan ibadah, menyembelih hadyu sebelum tanggal 10, melewatkan tarwiyah tanggal 8 di Mina, meninggalkan mabit di Muzdalidah hingga Subuh, melempar jumroh di hari-hari Mina sebelum waktu Zuhur, bolak-balik Mina-hotel Mekkah di hari-hari Mina, dan masih banyak lagi contohnya.

Memang benar dan tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah jamaah haji yang sangat banyak, baik legal maupun yang ilegal, menjadi dasar pertimbangan untuk membuat kebijakan-kebijakan.

Namun, yang menjadi problem adalah niat dan tekad.

Apakah bisa disamakan antara seseorang yang sudah berniat, telah berusaha mempelajari, lalu berupaya serius untuk mencari solusi, agar benar-benar sesuai tuntunan Nabi Muhammad ﷺ, apakah bisa disamakan dengan yang sejak awal sudah berencana untuk menyelisihi tuntunan Nabi ?

Jelas berbeda.

Jika sudah berniat kuat, bertekad bulat, dan mengambil langkah-langkah konkret, agar sesuai tuntunan Nabi Muhammad ﷺ, lalu terkendala teknis atau terkena regulasi kondisional, tentu Allah Maha Mengetahui niat hamba.

Yang menjadi masalah ialah : dari semula sudah mengabaikan dan tidak ada semangat untuk mengindahkan tuntunan Nabi Muhammad ﷺ, walaupun dengan berbagai alasan. 

Sebenarnya sangat sederhana; apa yang dilakukan Nabi Muhammad ﷺ saat berhaji, maka lakukanlah. Apa yang tidak Beliau tuntunkan, janganlah dipaksakan untuk dikerjakan.

Nah, di situ pentingnya belajar agama. Menuntut ilmu. Maka, bertanyalah dan belajarlah kepada orang yang bisa menerangkan tatacara berhaji nya Nabi Muhammad ﷺ. Tentu lengkap dengan dalil-dalilnya.

Jika di lapangan ada kendala, kondisi darurat, atau memang tidak memungkinkan karena di luar batas kemampuan, maka paling tidak kita sudah berniat dan berusaha.

Supaya berhaji itu benar-benar berhaji.

✍🏻 : Karawang, 12 Juni 2024
🏷️ Saluran WhatsApp : Klik Disini
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH