Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

Dilema Kebenaran

Gambar
Mau salafi, wahabi, , batiniyah, asy'ariy, hanabilah kalau sudah terjebak ashobiyyah itu berat artinya dia menutup diri dari kebenaran. Karena Saya temukan tidak sedikit, orang yang pernah punya pengalaman belajar di lingkungan yang disebut "salafi-wahhabi", "Nahdlatul Ulama", "Muhammadiyah" maupun sejenisnya, kemudian mengalami pengalaman tidak menyenangkan di sana, entah karena komunitas yang dia ikuti terlalu kaku dalam perkara ijtihadiyyah, atau mungkin hal-hal lain, Lalu kemudian berbalik mengkritik bahkan menghujat semua hal yang dianggap berasal dari "golongan" tersebut, tanpa sikap adil dan proporsional. Maka hal demikian bisa menjadi bencana ditengah Umat Muslim Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rohimahulloh berkata: ‏البلاء كل البلاء من الجاهل جهلا مركبا الذي يجادلك بغير علم، ويتكلم بين العامة بغير علم، ويتكلم مع العلماء بالمجادلة بغير علم. “Puncak dari semua bencana adalah seseorang yang bodoh namun merasa pintar,

Ketika Maaf Membasuh Trauma

Gambar
Ketika Maaf Membasuh Trauma Tidak ada manusia yang luput dari salah. Walau tinggi ilmunya, meski tua usianya, tetap saja bisa salah. Jangan merasa tidak pernah berbuat salah. Berbuat salah ada 2 konsekuensinya; bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada yang disalahi.  Bertaubat kepada Allah supaya kesalahannya diampuni, sementara meminta maaf kepada yang disalahi akan membasuh trauma di hati. Nabi Muhammad ﷺ ma'shum. Artinya beliau terjaga dari kesalahan. Hal itu adalah kekhususan untuk Beliau ﷺ. Walau demikian, Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk kita agar siap meminta maaf dan terbuka lapang dada jika ada yang menuntut keadilan. Meriwayatkan tentang Usaid bin Hudhair yang sedang berbicara dan bercanda dengan sejumlah sahabat. Nabi Muhammad ﷺ ikut bercanda bersama sahabat-sahabatnya, bahkan menekan pinggang Usaid menggunakan tongkat. Usaid berkata, "Beri kesempatan aku untuk membalas" Nabi Muhammad dengan senang hati menjawab : اصطبرْ "Silahkan dibalas&q

Persaksian Palsu

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : وَا لَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَ ۙ وَ اِذَا مَرُّوْا بِا للَّغْوِ مَرُّوْا كِرَا مًا "Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya," 📚 : [ QS. Al-Furqan 25: Ayat 72 ] Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ حُرُمٰتِ اللّٰهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ عِنْدَ رَبِّهٖ ۗ وَاُ حِلَّتْ لَـكُمُ الْاَ نْعَا مُ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ فَا جْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْاَ وْثَا نِ وَا جْتَنِبُوْا قَوْلَ الزُّوْرِ  "Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah (hurumat), maka itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan dihalalkan bagi kamu semua hewan ternak kecuali yang diterangkan kepadamu (keharamannya), maka jauhilah (penyembahan) berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan dusta.&qu

Thalabul Ilmi Menyala Kembali di Hati

Gambar
Futur bisa dialami oleh siapa saja. Tidak hanya yang muda, sudah tua sekalipun rawan futur. Terlalu sering menyoroti santri yang tidak mau lagi thalabul ilmi, sampai kadang terlewatkan bahwa yang berkeluarga pun bisa futur. Apa itu futur? Futur adalah kondisi iman yang sedang lemah hingga malas beribadah. Ketika semangat thalabul ilmi sedang turun, bahkan terjun bebas, sampai pada titik terendah.  Titik nadir. Saat kaki berat diarahkan ke majlis ilmu, saat hati tidak bisa diajak berdamai untuk menuju halaqah taklim. Seolah ada dua kutub yang saling bertolak; antara dirinya dengan thalabul ilmi. Apa penyebab futur? Banyak. Kali ini, kita akan mengangkat 1 saja, yaitu : Kecewa. Thababul ilmi adalah ibadah paling afdhal, bila dibandingkan dengan sekian banyak ibadah. Sampai-sampai ketika Imam Ahmad bin Hanbal ditanya tentang amalan yang paling afdhal, beliau menjawab,  “Thalabul ilmi. Sepanjang niatnya benar“  Dikutip dari kitab 📚 : [ Thabaqat Al Hanabilah, karya Ibnu Abi Yakla ] Koreksi