Udzur bil Jahl


⚠️ : Pembahasan Singkat namun Panjang

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dikutip dalam kitab 📚 : [ Risalah Ubudiyah wa Tauhid, halaman 85, cetakan 2014 ] mengatakan :

"Sebagian salaf berkata : Barangsiapa yang menyembah Allah dengan rasa Cinta (Hubb) saja maka ia Zindiq. Dan, apabila ia menyembah Allah hanya dengan rasa Harap (Raja') maka ia adalah Murji'ah, dan barangsiapa yang menyembahnya hanya dengan perasaan Takut (Khauf) saja maka ia adalah Hurury"

Beliau rahimahullah kemudian melanjutkan,

"Maka, mukmin Muwahhid itu ialah ia yang beribadah dan menyembahnya berlandaskan rasa Hubb, Khauf dan Raja"

Orang-orang yang tidak mempelajari perkara ini ( Perincian dalam masalah Udzur Bil Jahl ) kalau tidak terjatuh ke dalam Murji'ah maka dia akan terjatuh ke dalam Khawarij, karena mereka telah meninggalkan terhadap permasalahan Udzur Bil Jahl ini.

Kaum Murji'ah telah meninggalkan perincian dengan mengatakan semua perkara kesyirikan dan kekufuran adalah khafiyyah/samar.

Sehingga mereka pun mengudzur pelaku kesyirikan dan kekufuran yang melakukan perkara dzahirah/jelas terang benderang yang merupakan perkara lazim dalam agama ( ma ya'lamu minaddin bidh dharurah ) karena mereka berpendapat bahwa semua perkara seluruhnya adalah Udzur Bil Jahl.

Sementara kaum Khawarij meninggalkan perincian dengan mengatakan semua perkara kesyirikan dan kekufuran adalah dzahirah/jelas, sehingga mereka pun tidak bisa membedakan mana Jahil haal mana Jahil hukmi.

Mereka pun tidak mengudzur orang-orang yang terjatuh ke dalam perkara syirik atau kekufuran yang khafiyyah/samar ( bisa beragam faktor di antaranya jahil haal atau memang perkara itu khafiyyah/samar atas mereka atau ada syubhat & takwil di dalamnya ) dan memvonis kafir ( Takfir) mereka, karena mereka berpendapat tidak ada Udzur Bil Jahl sama sekali dalam permasalahan ini dan akhirnya berujung pada pentakfiran berantai, Allahul Musta'an

Perkara ini telah dijelaskan oleh Syaikh Sulaiman bin Sahman رحمه الله beliau berkata,

وهؤلاء الأغبياء أجملوا القضية وجعلوا كل جهل عذرا ولم يفصلوا وجعلوا المسائل الظاهرة الجلية وما يعلم من الدين بالضرورة كالمسائل الخفية التي قد يخفى دليلها على بعض الناس وكذلك من كان بين أظهر المسلمين كمن نشأ ببادية بعيدة أو كان حديث عهد بالإسلام فضلوا وأضلوا كثيرا وضلوا عن سواء السبيل

"Dan orang-orang bodoh telah mengglobalkan perkara ini (udzr bil jahl), mereka menjadikan setiap kejahilan sebagai udzur tanpa merincinya. Mereka menjadikan perkara-perkara dzahir dan terang dan apa-apa yang diketahui dengan lazim dalam agama, sama dengan perkara-perkara yang khafiy (samar) yang terkadang dalilnya samar bagi sebagian orang.  

Begitu pula mereka menyamakan antara orang-orang yang berada di tengah-tengah kaum muslimin dengan orang yang tinggal jauh di pedalaman atau baru masuk Islam. Maka mereka telah sesat dan menyesatkan banyak orang serta tersesat dari jalan yang lurus"

📚 : [ Kasyf Al Awham : 117 ]

Begitupula telah dijelaskan dan diberi perincian oleh Aimmatu Dakwah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi rahimahullah yang telah menjelaskan mengenai perkara dzahir & khafiyyah ini sehingga dalam permasalahan Takfir ada yang namanya Ad-Dhawabith At-Takfir.

Perincian ini semata-mata agar tidak terjadi takfir serampangan seperti yang dilakukan oleh kaum Khawarij, juga agar tidak terjadi sikap meremehkan pentakfiran seperti yang dilakukan kaum Murji'ah.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab رحمه الله berkata,

ومسألة تكفير المعين مسألة معروفة، اذا قال قولا يكون القول به كفرا، فيقال من قال بهذا القول فهو كافر، لاكن الشخص المعين اذا قال ذلك لايحكم بكفره حتى تقوم عليه الحجة التي يكفر تاركها، وهذا في المسائل الخفية التي قد يخفى دليلها على بعض الناس ..... وأما مايقع منهم في المسائل الظاهرة الجلية، أو ما يعلم من الدين بالضرورة فهذا لايتوقف في كفر قائله

"Perkara takfir mu'ayyan merupakan perkara yang sudah dikenal, jika seseorang mengucapkan perkataan dimana pengucapan perkataan tersebut adalah menjadikan kufur, maka dikatakan :

"Barangsiapa mengucapkan ucapan ini maka dia kafir" akan tetapi individu tertentu itu apabila mengucapkan ucapan kekufuran tersebut tidak dihukumi kafir sampai hujjah tegak atasnya. Yaitu hujjah yang dihukumi kafir bagi yang meninggalkannya. 

DAN HAL INI HANYA BERLAKU DALAM PERKARA KHAFIYYAH (samar) yaitu perkara yang dalilnya terkadang tersamarkan atas sebagian orang.... Dan jika perkara kekufuran yang dilakukan adalah perkara yang yang DZAHIR LAGI TERANG, atau yang dikenal dengan LAZIM MERUPAKAN BAGIAN DARI AGAMA, maka dalam perkara ini tidak boleh TAWAQQUF(DIAM) dalam menghukumi KEKAFIRAN pelakunya."

📚 : [ Ad-Durar As-Saniyyah, 8 : 90 : 244 ]

Inilah sikap Ahlussunah yakni Laa Ifrath Wa Laa Tafrith, tidak berlebih-lebihan/ghuluw dan juga tidak terlalu meremehkan, dalam semua perkara termasuk dalam masalah takfir, karena sifat Ifrath dalam Takfir akan menjerumuskan kepada pemahaman bid'ah Khawarij, sementara sifat Tafrith dalam Takfir akan menjerumuskan kepada pemahaman bid'ah Murji'ah.

Karena kita adalah Umat yg Wasath/Pertengahan di antara kedua sifat tersebut, Menurut Muhammad bin Mukrim bin Mandhur al-Afriqy al-Mashry, pengertian wasathiyah secara etimologi berarti :

وَسَطُ الشَّيْءِ مَا بَيْنَ طَرْفَيْهِ

“Sesuatu yang berada (di tengah) di antara dua sisi"

Sebagaimana ALLAH ﷻ berfirman :

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ

"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang WASATHAN (ADIL ) dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu."

📚 : [ Al Baqarah Ayat 43 ]

Sikap pertengahan adalah sikap yang adil, yakni menempatkan sesuatu pada tempatnya sesuai porsinya atau bersikap proporsional :

عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ وَكَذَالِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا قَال: عُدُوْلًا .

“Dari Abi Sa’id Radhiyallahu 'Anhu dari Nabi ﷺ bersabda; “Dan demikianlah Kami jadikan kalian umat yang wasathan”. Beliau berkata: (maknanya itu) adil.”

✍🏻 : Karawang, 08 July 2024
🏷️ Saluran WhatsApp : Klik Disini
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH