Tak Ada Kebaikan Yang Sia-Sia

Apa itu Zarrah ?

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah, dalam kitabnya 📚 : [ Zaadul Masiir 2/84 ] menerangkan ada 5 tafsiran :

1. Kepala semut merah
2. Pasir paling lembut 
3. Semut terkecil
4. Biji-bijian 
5. Debu yang terlihat di bawah sinar matahari saat jendela dibuka.

Zarrah menggambarkan sesuatu yang kecil, ringan, sedikit, remeh, tidak dianggap, dan tidak ada harganya.

Namun, jika berbuat baik, maka tidak ada kebaikan yang sia-sia. Allah pasti memberi pahala. Tidak ada kebaikan yang percuma. Walau sekecil zarrah.

Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا

"Sesungguhnya Allah tidak menzalimi siapapun walaupun sekecil zarrah. Dan jika ada kebajikan walau sekecil zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya" 

📖 : [ QS An Nisa : 40 ]

Ayat ini mengajarkan hakikat ikhlas. Bahwa untuk berbuat baik, seorang hamba mesti semangat dan kontinyu. Berkesinambungan, jangan sampai putus. Walaupun tidak diketahui orang.

Ibnu Katsir rahimahullah, menafsirkan ayat di atas, 

"Allah Ta’ala mengkhabarkan bahwa Diri - Nya tidak menzalimi satu pun hamba dari hamba-hamba - Nya pada hari kiamat, walau sebiji sawi, walau sekecil zarrah. Justru Allah memberikan balasan sempurna, dan melipatgandakannya"

Tantangan berbuat baik sangat banyak. 

Antara lain; tidak diketahui orang, tidak diapresiasi, dilupakan, dicela, diprasangkai buruk, dan tidak dianggap sama sekali.

Saat itu terjadi, manusia tergoda untuk : kecewa, sakit hati, tersinggung, menyesal, marah, dendam, dan tidak mau berbuat baik lagi. Baginya, "Ini yang terakhir kali"

Jangan kecewa. Jangan sakit hati. Jangan berhenti untuk berbuat baik.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ

"Sesungguhnya Allah tidak menzalimi siapapun walaupun sekecil zarrah"

Seorang guru ngaji, pengajar agama di pesantren atau di masjid, memang tidak semua orang memahami lelahnya. Tidak mengetahui capeknya.

Seorang santri yang sepanjang hari di hadapan Al Qur'an, bahkan orang tua nya belum tentu bisa merasakan bosan dan jenuhnya.

Jangan berhenti.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ

"Sesungguhnya Allah tidak menzalimi siapapun walaupun sekecil zarrah"

Ia berpeluh keringat, mengolah otot di bawah terik matahari, ia tahankan lapar haus, sebab ia ingin menjadi suami yang bertanggungjawab.

Ia tak kalah bermandi keringat, ia memadukan antara tugas sebagai ibu sekaligus istri, di semua pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habisnya, karena ia hendak menjadi wanita yang salehah.

Jangan lelah berbuat baik.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ

"Sesungguhnya Allah tidak menzalimi siapapun walaupun sekecil zarrah"

Jangan karena nasihat tidak diterima, lalu kecewa. Jangan sebab membantu lalu tidak ucapan terimakasih, kemudian bersedih. 

Dia yang berbuat baik, orang lain yang dipuji. Dia lah yang menolong, malah nama lain yang diapresiasi. Dia yang paling banyak berkorban, justru dia yang dianggap berpangku-tangan.

Walaupun tak ada yang melihat, walaupun tak ada yang mendengar. Meskipun namanya tidak disebut, meskipun dirinya diabaikan.

Itu semua, jangan membuat galau. Kenapa ?

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ

"Sesungguhnya Allah tidak menzalimi siapapun walaupun sekecil zarrah"

Maka, pertanyaan terpenting adalah : 

"Engkau berbuat baik untuk siapa ? Berbuat baik dengan tujuan apa?".

Bila benar Lillahi Ta'ala, hanya karena Allah Ta’ala, pantaskah kecewa dan sakit hati dikarenakan tidak diapresiasi orang ? Tepatkah berhenti berbuat baik disebabkan omongan orang yang bernada negatif ?

Semoga Allah senantiasa membimbing kita diatas syariat Islam yang benar.

✍🏻 : Karawang, 04 Agustus 2024
🏷️ Saluran WhatsApp : Klik Disini
📱Grup WA : Klik Disini
📪 Telegram : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syaikh Abdullah Al-Bukhari; Parenting Muslim

Berhenti Belajar Agama Sebab Bekerja ?

MANHAJ KOKOH